Wednesday, November 3, 2010

how books build my character

satu hal yang ga pernah ketinggalan di dalam tas gw adalah buku. novel tepatnya. apapun genre-nya. meskipun novel tersebut udah pernah gw baca, gw ga keberatan baca berulang kali kalo ga ada lagi yang bisa gw baca. Setiap ada kesempatan atau ga ada kerjaan, gw pasti baca. Waktu nungguin temen, di dalam angkutan umum, bahkan kadang gw bawa buku ke toilet.

Buku pertama gw adalah komik serial Candy-Candy dan serial Malory Towers. Hadiah dari tante gw waktu gw kelas 4 SD. Semenjak itu, gw gak bisa lepas dari buku. Berlebihan ya klo bilang gak bisa lepas dari buku, maksudnya kapanpun ada kesempatan pasti gw baca.

Gw belajar banyak hal dari buku-buku yang gw baca. Belajar tentang kebudayaan dan kebiasaan dari negara lain, belajar mengenai berbagai macam sifat dan karakter manusia, bahkan belajar bahasa asing. Dari buku pula gw belajar mana yang baik dan mana yang buruk, dan mana sifat yang disukai dan yang tidak. Sedikit banyak, karakter-karakter dalam buku yang gw baca membentuk karakter gw sekarang. klo udah gede gini sih, gak ngaruh karakter apapun, tapi karakter dalam buku yang gw baca waktu kecil menginspirasi gw untuk menjadi gw sekarang ini. kekaguman gw pada karakter-karakter di dalam membuat gw ingin menjadi seperti mereka.

Dan inilah gw sekarang. Mungkin tidak persis sama seperti karakter dalam buku, tapi gw berusaha selalu mengambil hal yang baik dalam sebuah buku.

Tuesday, November 2, 2010

say what you feel

“kalau suatu saat kamu punya rasa sayang sama orang lain, bilang aja ya, bilang. jangan sampe dia gak tau klo ada orang yang luar biasa sayang sama dia.”

Ada yang inget ga sama kutipan kalimat diatas? Itu adalah kalimat dalam film Alexandria, maksudnya jelas banget, supaya kita mengatakan rasa sayang kita kepada orang yang kita sayang.

Rasa sayang (atau cinta) memang harus dikatakan, tidak hanya ditunjukkan, supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman. Menunjukkan rasa sayang tanpa mengatakannya membuat orang yang kita sayang cuma bisa menebak-nebak, bener gak ya dia suka sama gw?. mungkin karena ga mau dibilang ke-GR-an, jadi ya cuma bisa menebak-nebak, klo kita tetap gak bilang ya dia pasti mengambil kesimpulan klo kita ga suka sama dia dan dia mungkin cuma ke-GR-an.

Kesalahpahaman kayak gtu pernah dialami sama temen gw. Keduanya temen gw, si cowok sebut aja A, sedangkan si cewek sebut aja U. A sebenernya sayang banget sama U, tapi karena dia pendiem banget, jadi dia cuma ngasih perhatian ke U. Sebenernya U sadar klo A perhatian banget sama dia, tapi karena A gak pernah bilang, U juga gak berani ngambil kesimpulan sendiri dan gak mau dibilang ke-GR-an tentunya. Sampai pada akhirnya U memilih orang lain dan A terlambat untuk mengungkapkan perasaannya.

Jadi menurut gw, kita perlu mengatakan perasaaan kita. Supaya mereka tau klo ada yang sayang banget sama mereka dan mereka gak perlu menebak-nebak. Dan juga supaya kita gak perlu mengalami rasa sakit yang sama seperti yang A rasakan. Dengan mengatakan rasa sayang kita, kita emang belum tentu diterima, tapi setidaknya mereka tau dan kita tidak perlu berharap atau menebak-nebak perasaan mereka.

Monday, October 18, 2010

why do i don't like selfish

Saat bereda di dalam sebuah bis yang penuh sesak dan ada seorang nenek yang terhimpit diantara penumpang yang berdiri, apa yang akan kamu lakukan jika kamu kebetulan bisa duduk dengan nyaman?
Gw yakin banyak yang akan menjawab akan memberikan kursi kepada nenek tua itu.
Tapi bener nih mau ngasih tuh kursi? Yakin?

Setiap kali berangkat ke kampus atau pulang dari kampus, gw selalu naek metromini. Metromini sejuta umat yang penumpangnya rela berdesak-desakan di dalamnya.
Metromini ini selalu penuh. Klo penuh dalam pikiran lw berarti tidak ada kursi kosong dengan beberapa penumpang yang berdiri, lw salah besar. Penuh disini gak ada bedanya sama sarden yang masih di dalem kaleng. Klo lw masuk masih cantik dengan make up full, saat keluar make up lw bakalan udah luntur kena keringet karna kegerahan.
Oke, bukan itu sebenernya yang mau gw bahas.

Minggu lalu, temen gw ngetawain gw karna gw bilang lebih nyaman berdiri saat berada di dalem metromini yang penuh sesak itu. Dia bilang, pernyataan gw lucu, mana enak berdiri desek-desekan gtu? Emang ga enak sih, gak enak banget malah. Sempit, ga bisa gerak, ga bisa tidur, belum lagi harus waspada sama copet dan PK. Tapi seenggaknya, klo berdiri, gw bebas dari rasa bersalah karna ada nenek-nenek, kakek-kakek, ibu hamil, atau anak kecil yang berdiri juga.
Di dalem metromini itu, gw melihat dan belajar banyak hal. Gw melihat klo ada beberapa orang yang gak peduli sama kepentingan orang lain. Beberapa orang mulai menjadi selfish. Selfish atau dalam bahasa Indonesia berarti egois adalah tindakan yang lebih mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan orang lain.
Ga cuma di metromini, lingkungan disekeliling gw juga banyak yang selfish. Dalam segala aspek. Gak mau berbagi di dalam lift, gak mau ngalah di dalam metromini, gak mau geser di dalam angkutan umum, dan lain-lain. Selfish adalah sifat yang gw gak suka, karna manusia adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain. Gw percaya, apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Klo kita baik sama orang lain, orang lain pun pasti baik juga sama kita.

Gw mati-matian berusaha untuk ga jadi selfish juga, karena keberadaan orang-orang selfish di sekitar gw menggoda gw untuk berubah, bahkan seorang temen pernah menyarankan supaya gw jadi selfish. Thanks to my parents karna telah mengajarkan gw untuk selalu berbagi.
Lw boleh bilang gw kampungan atau bego karna tetap sama pendirian gw, tapi tolong ingetin gw klo gw mulai berubah... ^^

Gw nulis ini, bukan berarti gw gak suka sama orang selfish. Gw cuma gak suka sama sifat selfish. Dan gw menghormati dan menghargai pilihan orang lain untuk menjadi apapun yang mereka inginkan.

the first

hai...
salam kenal blogger...

saya hanya manusia biasa yang sedang belajar menulis untuk mengeluarkan ide dalam otak.
jadi, selamat mambaca.
dan, maaf sebelumnya kalau ada yang tidak berkenan dalam tulisan saya... ^^